KALAU Anda berbicara dengan orang Syiah, atau ingin mengajak orang
Syiah bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang Syiah,
atau Anda mulai dipengaruhi dai-dai Syiah; coba kemukakan pertanyaan ini. Dengan begitu, kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat dan tidak boleh diikuti.
Nanti dia akan menjawab: “Ahlul Bait Nabi adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.”
Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti
Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain?
Mereka termasuk Ahlul Bait atau bukan?”
Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.
Kemudian tanyakan kepada orang itu: “Bagaimana bisa Anda memasukkan
keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara
isteri-isteri Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu
Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait,
sementara isteri-isteri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak
dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah lahir ke dunia, jika tidak
melalui isteri Nabi, yaitu Khadijah Radhiyallahu ‘Anha? Bagaimana bisa
Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak melalui isteri Ali, yaitu
Fathimah? Tanpa keberadaan para isteri shalihah ini, tidak akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi.”
Faktanya, dalam Surat Al Ahzab ayat 33 disebutkan: “Innama
yuridullahu li yudzhiba ‘ankumul rijsa ahlal baiti wa yuthah-hirakum
that-hira.” (bahwasanya Allah menginginkan menghilangkan dosa dari
kalian, para ahlul bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya). Dalam
ayat ini isteri-isteri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan
Ummul Mu’minin (ibunda orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna. [arief
hidayat/10 Logika Dasar Penangkal Syiah]
Sumber: islampos
Posting Komentar