TANYAKAN kepada orang Syiah: “Apakah Anda beragama Islam?” Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: “Tentu saja, kami adalah Islam. Kami ini Muslim.” Lalu tanyakan lagi ke dia: “Bagaimana cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?”
Maka orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam.
Dimulai dari Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para
Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih,
lalu disebarkan oleh para dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada
kita di Indonesia.”
Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Anda mempercayai silsilah dakwah
Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka,
atau menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan
Islam diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak
mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa orang Syiah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?”
Faktanya, kaum
Syiah sangat membingungkan. Mereka mencaci-maki para Shahabat
Radhiyallahu ‘Anhum dengan sangat keji. Tetapi di sisi lain, mereka
masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya
mereka tidak lagi memakai label Muslim. Sebuah adagium yang harus selalu
diingat: “Tidak ada Islam, tanpa peranan para Shahabat!” [arief
hidayat/10 Logika Dasar Penangkal Syiah]
Sumber: islampos
Posting Komentar