skip to main |
skip to sidebar
Sekarang
ini mendengar kata “yahudi” maka yang terlintas di kepala hanyalah
kebobrokan demi kebobrokan kaum tersebut. Kejahatan, kebengisan,
kelicikan, kecongkakan, pengingkaran, penjajahan, penjarahan, keras
kepala dan rentetan keburukan yang lain selalu melekat di belakang nama
kaum yang Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an juga menyebutnya
dengan Bani Israil. Sejak dahulu sifat-sifat buruk tersebut telah
melekat dan apa yang kita saksikan sekarang ini hanyalah lanjutan dari
pendahulu-pendahulu mereka. Allah Subahanhu wa Ta’ala telah menegaskan
dalam al-Qur’an:
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu:
“Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan
pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.
(QS. al-Isra’ : 4).
Paling keras permusuhannya dengan Islam
Ketika kita kembali mengingat sejarah orang-orang yahudi yang suka
membantah ajakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju
jalan yang benar, maka kita bisa melihat betapa angkuh dan keras hati
mereka. Kebencian mereka terhadap Islam tak akan pernah surut sampai
kapan pun. Mereka tak akan pernah rela kepada umat Islam, sampai umat
Islam mau mengikuti hawa nafsu mereka. Memang musuh Islam banyak (tak
hanya yahudi), bahkan orang yang beragama Islam yang munafik kepada
agama Islam bisa menjadi musuh Islam juga. Namun, rasa permusuhan yang
ada dalam hati para yahudi lebih keras dan sadis dibanding dengan
musuh-musuh yang lain.
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang yahudi dan
orang-orang musyrik…” (QS. Al-Maidah : 82).
Kita semua sekarang juga bisa melihat fakta kebencian mereka terhadap
orang-orang Islam yang ada di Gaza. Bertahun-tahun yahudi Israel
menjajah, mengusir dan menyiksa rakyat Palestina.
Israel dan Amerika menuduh Hamas adalah kelompok teroris yang harus
dihancurkan, padahal Israel dan AS yang sebenarnya lebih pantas disebut
Teroris. Banyak fakta-fakta yang kuat yang bisa dijadikan penguat atas
hal ini, seperti pembunuhan ratusan ribu orang di Irak atas tuduhan
senjata pemusnah masal/nuklir yang akhirnya tak bisa dibuktikan oleh
George W. Bush, begitu juga pembantaian oleh tentara-tentara Israel
kepada warga sipil di Gaza, Palestina. Sungguh sikap mereka sangat keji
dan tidak manusiawi.
Dan permusuhan tersebut akan berlanjut hingga akhir zaman sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan (pernah) senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka…” (QS. al-Baqarah : 120)
Membunuh adalah hal biasa
Pembunuhan ribuan orang di Gaza dan pembantaian 20-an relawan di kapal
Mavi Marmara hanyalah rentetan kecil catatan kejahatan pembunuhan yang
dilakukan oleh yahudi. Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah yahudi.
Sebab dalam pandangan mereka wajib memerangi orang-orang yang
kontroversi dengan keinginan mereka, bahkan nabi-nabi yang di utus
kepada mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka
juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya.
Tapi Al-Quran membantahnya (QS.an-Nisaa’:157).
Yahudi bangsa penakut
Penyerangan terhadap relawan di kapal Mavi Marmara adalah bukti
kepengecutan yahudi. Relawan yang tak bersenjata di serang dengan
persenjataan lengkap. Ketakutan yang berlebihan akan adanya senjata yang
diselundupkan di kapal tersebut memperkuat bukti paranoidnya. Menurut
statemen mereka sendiri bahwa mereka melarang selempeng besipun masuk
di Gaza termasuk semen dan benda yang dianggap berbahaya, mereka takut
para pejuang Hamas menjadikannya senjata. Padahal mereka dengan
bebasnya membuat senjata nuklir, dan sebagaimana kita ketahui bahwa
Israel adalah salah satu negara yang menolak menandatangani kesepakatan
pembatasan nuklir di dunia!
Sejak dahulu bangsa yahudi memang penakut. Mereka pernah menolak janji
Allah yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa,
membuktikan sebenarnya yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak
terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia.
Perhatikan dialog mereka dengan Nabi Musa ‘alaihi salam berikut ini
yang termaktub dalam al-Qur’an
“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan
Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada
musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
Mereka berkata: “Wahai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada
orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak
akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke
luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.”
Berkatalah dua orang (Musa dan Harun) di antara orang-orang yang takut
(kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah
mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu
memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS.
al-Mai’dah : 21-24)
Janji penyemangat dari Nabi Musa mereka tanggapi dingin, bahkan dengan
sombongnya menyuruh Musa dan Tuhannya saja yang berperang.
“Mereka berkata: “Wahai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya
selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah
kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami
hanya duduk menanti di sini saja”. (QS. al-Mai’dah : 25)
Karena pembangkangannya kaum yahudi diharamkan untuk masuk di tanah suci tersebut.
Keras kepala dan Menghalalkan segala cara
Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi
kerasnya hati kaum yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu
keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut
kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum yahudi ini di antaranya
disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha
yang diharamkan (QS. 5:24).
Salah satu sistem perdagangan hasil cetusan dari yahudi adalah riba,
saat ini sistem ini telah menjamur baik di kalangan non muslim ataupun
muslim sendiri, harta haram yang mereka makan dari sistem ini menjadi
salah satu penyebab butanya hati mereka dari larangan Allah untuk
melakukan praktek riba.
“Pintar” membolak-balikkan fakta
Ada hal yang mengherankan dari insiden “Mavi Marmara”. Zionis yahudi
yang telah jelas-jelas melanggar karena menyerang masyarakat sipil tak
bersenjata di perairan internasional,tapi dengan kekuatan media yang
mereka kuasai, dengan mudahnya mereka membolak-balikkan fakta.
Mereka menyebarkan berita bohong di media-media bahwa merekalah yang
diserang dengan senjata api dari para relawan, padahal sebilah pisaupun
tidak dimiliki oleh relawan. Kalaupun tentara yahudi diserang oleh
relawan toh itu adalah suatu hal yang wajar karena mereka datang seperti
penyamun dan membajak kapal.
Merekapun berkilah bahwa tak akan membiarkan siapapun untuk mengganggu
kedaulatannya, padahal para relawan datang bukan untuk menyerang Zinosi
tapi untuk memberi bantuan kepada penduduk Gaza yang kelaparan. Bahkan
zionislah yang mengganggu kedaulatan laut Gaza. Zionis tidak memiliki
hak untuk mengendalikan perairan teritorial milik Gaza apalagi untuk
menghentikan armada bantuan yang datang untuk masuk di perairan Gaza.
Paradoks!
Kebiasaan membolak-balikkan fakta tersebut ternyata lagi-lagi bukanlah
hal yang baru, kitab suci yang merupakan wahyu Allah mereka ubah dengan
tangan mereka dan mengatakan ini dari Allah.
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya
setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.” (QS. al-Baqarah :
75)
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab
dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”,
(dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan
perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, karena apa yang
ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka,
karena apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-Baqarah : 79)
Suka melanggar dan ingkar janji
Penyerangan atas Mavi Marmara di perairan bebas internasional adalah
melanggar hukum internasional. Penggunaan bom cluster, pembunuhan
masyarakat sipil tak bersalah, penyiksaan dan pemerkosaan wanita dalam
penjara adalah pelanggaran atas konvensi Jenewa. Tapi bagi zionis yahudi
itu hal biasa. Berbagai perjanjian telah disepakati antara zionis
dengan Palestina tapi semua berakhir dengan pengkhianatan yahudi. Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan kepada kita akan karakter
lekat yahudi tersebut
“(Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka,
sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan
mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (QS. al-Anfal : 56)
Inilah fakta lain tentang yahudi yang sudah diungkapkan Al-Quran sejak
awal risalah Islam. Karenanya akan sangat aneh jika masih ada pemimpin
Islam yang berharap banyak untuk mengadakan perjanjian dengan Israel,
seolah-olah lupa dengan Fakta Quran dan fakta sejarah kenabian. Jika
kita membaca ulang sejarah yahudi dalam Sirah Nabawiyah, maka akan ada
kesimpulan utuh bahwa sejarah Yahudi adalah sejarah pembangkangan dan
pengkhianatan.
Bahkan sampai-sampai Allah Ta’ala mengangkat bukti Thursina untuk
mengambil janji agar mereka melaksanakan Taurat tapi mereka kemudian
mengatakan “Kami dengar tetapi tidak mentaati”. (QS. al-Baqarah : 93)
Penutup
Sejak dahulu al-Qur’an telah membuka borok-borok yahudi dan sekarang
kitapun masih melihat bahwa apa yang ada dalam al-Qur’an khususnya
berkaitan dengan mereka adalah, dari dulu dan sekarang ternyata mereka
sama saja.
Wallahu a’lam.
Posting Komentar