Peter William
Smith datang ke Indonesia dan menjadi guru Bahasa Inggris di Indonesia
Australia Language Foundation (IALF). Di Jakarta, pria asal Australia
itu tidak hanya menjadi pengajar. Peter Smith datang untuk
mengeksploitasi ketidakberdayaan anak-anak jalanan. Mereka ia jadikan
budak seksnya.
Smith melampiaskan berahi kepada anak-anak yang
hidup di jalanan Ibu Kota. Keluguan anak jalanan dimanfaatkan oleh Smith
untuk mempermudah niat bejatnya itu. Ia memberikan janji manis kepada
para korban dengan memberikan uang dan pekerjaan.
Setiap anak
yang terbujuk oleh rayuan Smith, akan diajak ke rumah. Smith memberi
imbalan berupa sejumlah uang dan makan gratis. Setelah itu, Smith mulai
membujuk korban untuk berpose telanjang, bermasturbasi, dan beradegan
ranjang.
Berdasarkan hasil penyelidikan, ternyata Smith dibantu
oleh Don Hancock rekan guru lainnya yang juga punya penyakit pedofilia.
Keduanya telah melakukan hubungan seks dengan beberapa korban.
Aksi-aksi itu mereka rekam di video dan foto. Sebelum ke
Indonesia, Smith juga pernah berurusan dengan hukum. Ia pernah mencabuli
siswa di sekolah terpencil yang terletak di sebuah desa di negara
bagian utara Australia. Kasus itu terjadi pada 1994.
Keluar
dari penjara, Smith mengubah namanya dan masuk ke Indonesia dengan
menjadi guru di Yayasan IALF milik pemerintah Australia. Setelah
kedoknya terbongkar, polisi menemukan bukti bahwa Smith memajang 50 foto
korban asusilanya di dinding-dinding rumah. Ia menyebut korbannya "more
beautiful than flowers (lebih indah daripada bunga-bunga)".
Pengadilan
Jakarta Selatan menjatuhi vonis 10 tahun penjara kepada pria 48 tahun
itu pada 26 Februari 2007. Ia juga dikenakan denda Rp75 juta dan
subsider tiga bulan penjara.
Berbicara kepada media Australia,
TheAge, Smith merasa mengalami ketidakadilan. Ia mengakui telah
melakukan aksi pencabulan namun menurutnya banyak berita tidak benar
tentangnya yang disebarkan media.
“Mengenai usia, bagaimana
saya memperlakukan mereka, dan hal-hal lain seolah-olah saya menulari
mereka. Itu sangat tidak proporsional,” kata Peter Smith
Posting Komentar