Fenomena adanya gerakan di media sosial untuk membela mati-matian
seorang capres tertentu seperti Jokowi, menimbulkan istilah baru yakni
pasukan nasi bungkus (panasbung). Panasbung dinilai semakin ngawur
karena terkesan mendewakan sesama manusia tanpa alasan logis.
Pakar komunikasi politik dari
Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio, melihat panasbung sebagai
bentuk sindiran yang digeneralisir karena pada dasarnya tidak semua
ikatan solidaritas terbentuk karena materi. Agung memaparkan panasbung
itu terbagi dalam dua tipe. Yakni tipe rasional dan tipe ngawur.
"Tipe rasional adalah yang membela Jokowi dengan akal sehat. Mereka
berusaha membangun argumen dan melemahkan capres lain dgn fakta. Yang
kedua, adalah tipe ngawur. Tipe ini membela Jokowi secara membabi buta,"
papar Agung kepada Tribunnews.com, Kamis (24/4/2014).
"Di tipe kedua ini, panasbung tidak melihat Jokowi sebagai manusia yang
kodratnya mudah lupa atau salah. Tapi melihat Jokowi sudah diatas
manusia. Tipe ngawur seperti ini sebenarnya merendahkan diri sebagai
manusia yang berakal sehat karena mendewakan sesama manusia," lanjutnya.
Agung menambahkan, dari fenomena yang belakangan terjadi di media
sosial, terutama menjelang pemilu Presiden, justru semakin banyak tipe
ngawur ketimbang tipe rasional.
"Saya analisis di media sosial, semakin ke belakang panasbung tipe
rasional semakin sedikit. Sementara panasbung tipe ngawur justru semakin
banyak," imbuhnya.(tribun)

Posting Komentar