Perang baratayudha di jagat internet
antara Pasukan Prabowo dan Pasukan Jokowi berlangsung sengit dalam
sebulan terakhir ini. Seolah-olah tanpa kenal jeda, tak mengenal
gencatan senjata. Berbagai pihak mengaku kuatir bahwa perang udara ini
berpotensi memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa, karena banyaknya
isyu sara yang ditembakkan. Namun ternyata kedua belah pihak cukup
dewasa menyikapi perbedaan, sehingga semuanya akan baik-baik saja.
Di jagat Facebook, portal-portal PDIP berisi poling-poling untuk kemenangan Jokowi diserbu pelanggan. Meskipun pada pintu masuknya telah ditulis ‘khusus Jokowilover’ tapi tak urung palang pintunya jebol. Tak ayal lagi, poling itu pun dimenangkan oleh Prabowo. Akhirnya tuan rumah kabur entah kemana. Gulung tikar!
Dijagat Twitter situasinya juga sama. Setiap ada poling bikinan Jokowilover, langsung diserbu pasukan merah putih, dan memenangkan pertarungan. Akhirnya penghuninya cabut atau bergabung dengan pasukan penyerang. Pada suatu akun yang tak layak disebut namanya, penghuninya kabur meninggalkan gambar porno.
Di Kompasiana yang agak intelek situasinya sedikit berbeda. Pertempuran sporadis masih sering terjadi. Baik kubu Prabowo maupun kubu Jokowi sama-sama ngotot. Adakalanya berlangsung saling merendahkan dan saling tuding. Namun karena kubu Prabowo dapat menyuguhkan bukti-bukti otentik yang bukan kampanye hitam, akhirnya Jokowilover menyadari kekeliruannya. Sebagian langsung ganti baju menjadi Prabowolover (mis. penulis sendiri), sebagian lagi dengan mengganti akun untuk menutupi malu, dan ada pula yang mundur total dari jagat maya.
Namun semuanya akan baik-baik saja. Kita adalah satu bangsa, satu keluarga. Persaingan panas itu biasa. Jangankan memilih Presiden, untuk memilih Kepala Desa acapkali menguras stamina. Memutus silaturahmi dan persaudaraan. Tetapi begitu pemilu selesai, semuanya akan baik-baik saja.
Love Indonesia, forever!
(Tgk. Bintang Timur/kompasiana)
Di jagat Facebook, portal-portal PDIP berisi poling-poling untuk kemenangan Jokowi diserbu pelanggan. Meskipun pada pintu masuknya telah ditulis ‘khusus Jokowilover’ tapi tak urung palang pintunya jebol. Tak ayal lagi, poling itu pun dimenangkan oleh Prabowo. Akhirnya tuan rumah kabur entah kemana. Gulung tikar!
Dijagat Twitter situasinya juga sama. Setiap ada poling bikinan Jokowilover, langsung diserbu pasukan merah putih, dan memenangkan pertarungan. Akhirnya penghuninya cabut atau bergabung dengan pasukan penyerang. Pada suatu akun yang tak layak disebut namanya, penghuninya kabur meninggalkan gambar porno.
Di Kompasiana yang agak intelek situasinya sedikit berbeda. Pertempuran sporadis masih sering terjadi. Baik kubu Prabowo maupun kubu Jokowi sama-sama ngotot. Adakalanya berlangsung saling merendahkan dan saling tuding. Namun karena kubu Prabowo dapat menyuguhkan bukti-bukti otentik yang bukan kampanye hitam, akhirnya Jokowilover menyadari kekeliruannya. Sebagian langsung ganti baju menjadi Prabowolover (mis. penulis sendiri), sebagian lagi dengan mengganti akun untuk menutupi malu, dan ada pula yang mundur total dari jagat maya.
Namun semuanya akan baik-baik saja. Kita adalah satu bangsa, satu keluarga. Persaingan panas itu biasa. Jangankan memilih Presiden, untuk memilih Kepala Desa acapkali menguras stamina. Memutus silaturahmi dan persaudaraan. Tetapi begitu pemilu selesai, semuanya akan baik-baik saja.
Love Indonesia, forever!
(Tgk. Bintang Timur/kompasiana)
Posting Komentar