Partai Islam (hanya) bisa menang jika rakyat KENYANG dan CERDAS

Admin | Sabtu, April 12, 2014 |

(Belajar dari AKP Turki)

Turki dan Indonesia adalah dua negara besar dgn populasi masyarakat muslim yang mencapai 85-90% dari total penduduknya. Meskipun demikian keduanya sama-sama tidak menjadikan Islam sebagai agama "resmi" kenegaraan. 

Kebetulan pula dalam waktu yang hampir bersamaan, kedua negara ini baru saja selesai menyelenggarakan Pemilu sebagai wujud pelaksanaan dari system demokrasi yg mereka anut. Turki baru saja selesai melaksanakan Pemilu Lokal, yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yg dilakukan secara serentak di seluruh negeri. Sedangkan Indonesia (sampai tulisan ini dibuat) sedang memasuki tahap penghitungan suara hasil Pemilu Legislatif yg juga baru selesai.

Jika Turki memiliki Partai Keadilan dan Pembangunan atau Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) sebagai representasi Islam Politik, maka Indonesia memiliki 3 Partai 'berasas' Islam (PKS, PPP, dan PBB) serta 2 partai 'berbasis massa' Islam (PKB dan PAN).

Namun hasil pesta demokrasi di kedua negara tersebut menunjukan hasil yang berbeda. Dari hasil sementara perhitungan cepat (Quick Count), perolehan 3+2 partai Islam di Indonesia hanya meraih kisaran 31% dari total suara. Bandingkan dgn AKP 'seorang diri' di Turki yang sukses meraup 45% suara, jauh mengungguli rival terberatnya, Partai Rakyat Republik atau Cumhuriyet Halk Partisi (CHP) yang hanya meraih 28% suara. Padahal CHP adalah partai yg telah berkuasa di Turki selama 80 tahun.

Maka Pertanyaannya? Kenapa hasil pesta demokrasi di kedua negara muslim besar tersebut berbeda?
Tentu 'pemirsa' memiliki analisa masing-masing. Tapi saya ingin mengatakan bhw tingkat Kesejahteraan & Pendidikan yang berbeda di kedua negara itulah yg menjadi penyebabnya.

Turki dibawah kepemimpinan Erdogan, yg merupakan petinggi AKP, tumbuh menjadi negara ekonomi maju dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 6% per tahun, disaat sebagian besar negara2 Eropa justru mengalami krisis. Pertumbuhan ekonomi yg signifikan dan tertinggi di Eropa ini otomatis meningkatkan pendapatan per kapita warganya yg mencapai 11.000 dollar AS, meningkat 3 kali lipat dari saat terakhir CHP berkuasa di Turki pada awal-awal tahun 2000-an.

Bandingkan dengan Indonesia yang pendapatan per kapitanya hanya pada level 4000-an dollar AS dan dgn 28 juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Tentu ini merupakan "sasaran empuk" para politisi busuk utk membeli suara rakyat (money politic) disetiap event pesta demokrasi pada setiap levelnya. Dan kita SST (Sama-Sama Tau) ttg hal ini, krn terjadi begitu vulgar di depan mata.

Selain tingkat kesejahteraan yang lebih mapan, Turki juga memiliki kualitas pendidikan yg lebih baik dibandingkan Indonesia. Universitas-universitas di Turki banyak diburu sbg tujuan studi oleh para pelajar dari seluruh dunia, termasuk pelajar dari Indonesia.

Dengan tingkat pendidikan yang baik, maka masyarakat Turki tidak mudah menerima begitu saja setiap info dan kabar yg beredar, apalagi yg berasal dari para politisi yg sarat kepentingan. Mereka mampu membedakan, mana persoalan hukum dan mana persoalan politik; mana urusan individu dan mana urusan lembaga/institusi; mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan negara.

Maka ketika Erdogan dan AKP diserang oleh lawan-lawan politiknya, mulai dari isu lingkungan hidup hingga isu korupsi, maka masyarakat Turki membuktikan kepercayaannya kepada Erdogan dengan kemenangan telak yg diperoleh AKP pada Pemilu Lokal kemarin.

Dengan kemenangan dan kesuksesan AKP dalam memimpin dan mengelola negara, maka syiar-syiar Islam yg telah lama (di)redup(kan) kini mulai menggeliat kembali. Gema adzan meninggi di seantero negeri; jilbab, sebagai identitas muslimah, hadir, tidak saja di ruang publik, tapi juga hadir di lembaga-lembaga negara. Sesuatu yg tidak pernah dibayangkan selama 80 tahun kaum sekuler menguasai Turki. Intinya, Islam mulai bangkit di Turki tanpa perlu 'koar-koar' sambil menyuruh pihak lain utk menegakan syariah dan tanpa perlu menunggu khilafah tegak

Dengan relatif selesai pada urusan-urusan domestiknya, kini Turki dapat memainkan peran yang lebih dominan dgn posisi tawar yg kuat utk urusan luar negerinya, dan ini mrk buktikan dgn pembelaannya kepada negeri-negeri muslim seperti Mesir, Palestina, dan Suriah.

Maka sudah saatnya agenda utk membuat rakyat KENYANG dan CERDAS menjadi prioritas partai2 Islam di Indonesia jika mrk ingin menang dan berkuasa. Turki sudah membuktikannya.

Dan bukan tidak mungkin, musuh2 ummat berkepentingan agar rakyat tetap dalam keadaan LAPAR dan BODOH. Sebab org yg lapar akan mudah 'dibeli' dan org yg bodoh akan mudah ditipu oleh iklan dan pencitraan-pencitraan semu. Dan inilah jalan mrk utk melanggengkan kekuasaanya di negeri muslim terbesar di dunia.

‪#‎LAWAN‬...!!!

sumber fb
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Guru Tomo | Guru Tomo
Copyright © 12.12.2013. gurutomo - All Rights Reserved
Modifikasi by Creating Website Published by Guru Tomo
Proudly powered by Blogger