Jakarta. Semua
petugas kebersihan itu datang dari luar Jakarta. Enam orang, lima
laki-laki dan satu perempuan. Sehari-hari, selesai bekerja, mereka tidur
di terminal. Tempat
tidur mereka sederhana. Hanya beralaskan tikar tanpa kasur. Para petugas
kebersihan Terminal Angkutan Dalam Kota Pulogadung itu memanfaatkan
ruangan ala kadarnya yang ada di kantor terminal.
Mereka diperbolehkan menginap di kantor, memanfaatkan ruangan kosong.
Namun, gaji mereka dipotong Rp 100 ribu sebagai uang sewa ruangan
tersebut.
Marzuki, salah satu petugas kebersihan, mengaku diajak teman untuk
merantau ke Jakarta. Sejak pertama kali datang 25 tahun lalu, ia
langsung bekerja sebagai petugas kebersihan di terminal. “Sudah dua
bulan ini belum bisa pulang ke Banyumas,” ujar Marzuki sebelum
menyeruput kopinya.
Ini bukan hal biasa. Ia dan petugas kebersihan lainnya biasa pulang
kampung sebulan sekali begitu mereka menerima gaji. Namun, gaji pada
Januari belum mereka terima. Bagi pekerja kebersihan terminal, tidak ada
kata libur. Hanya jika tidak enak badan dan pulang kampung, mereka
diperbolehkan meliburkan diri. Cukup beristirahat di ruangan yang biasa
mereka pakai tidur. Risiko tertabrak pun sangat besar lantaran puluhan bus setiap hari keluar masuk Terminal Pulogadung. Nyawa pun menjadi taruhannya.
Petugas kebersihan di Terminal Pulogadung itu terbagi ke dalam dua
wilayah kerja. Masing-masing di bawah pengawasan kepala Terminal
Pulogadung Angkutan Antar kota dan kepala Terminal Pulogadung Angkutan
Dalam Kota.
Pemandangan tak berbeda dijumpai ketika menemui para petugas
kebersihan di wilayah terminal antar kota. Di sana juga disediakan
tempat beristirahat. Tempat itu berupa kamar yang tidak begitu besar,
namun bersih dan nyaman. “Ini kita sendiri yang rawat,” kata Tino,
Jumat (21/2), petugas kebersihan Terminal Angkutan Antar kota
Pulogadung.
Tidak ada pekerja yang tidur-tiduran di ruang itu. Ruangan yang diisi untuk 12 orang itu kosong saat ROL melongoknya, Jumat (21/2). “Lagi istirahat, jalan-jalan keluar,” kata Tino tentang keberadaan teman-temannya.
Para pekerja kebersihan Terminal Pulogadung adalah pekerja rekrutan dari PT Japri Sentosa.
“Sejak 2012 diambil pihak ketiga, terminal hanya mengawasi di bawah
Kantor Unit Pengelola (KUP) Angkutan Jalan Rawamangun,” jelas Muhammad
Arafat, kepala Terminal Pulogadung Angkutan antar kota.
Kepala Terminal (Kater) Pulogadung Angkutan Dalam Kota Simon Ginting
mengatakan, setidaknya setiap tahun urusan kebersihan terminal
ditenderkan. “Saat ini, tender dipegang oleh PT Japri Sentosa,” ujar
dia.
Mereka belum menerima gaji pada Januari karena tender untuk 2014 belum tuntas. “Ini nunggu yang menang tender dulu,” jelas Marzuki, petugas kebersihan di Terminal Angkutan Dalam Kota.
Marzuki bercerita, dulunya ia hanya digaji Rp 200 ribu tiap bulannya.
Namun, secara bertahap, pendapatannya mulai naik. Baru-baru ini,
gajinya mencapai Rp 750 ribu sebulan. Mereka mengaku mendengar gaji
mereka sebenarnya Rp 1,8 juta per bulan. Mulai 2014, mereka mengaku akan menerima gaji melalui rekening bank.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya isu dana sunat. Mereka
sudah membuat rekening tabungan di bank. (ROL/sbb/dakwatuna)
Posting Komentar